Habiskan Anggaran Ratusan Juta, Event MCF 2025 Diduga Hanya Jadi Bancakan Oknum Baznas Sumenep

Event MCF
Salah Satu Penampilan Budaya pada Event Madura Culture Festival (MCF) 3 Tahun 2025. (Foto: Kanal News)

SUMENEP, KanalNews.id — Event Madura Culture Festival (MCF) 3 yang harusnya menjadi event paling spektakuler di kalender event Sumenep 2025, kini malah menjadi tercoreng karena diduga hanya dijadikan bahan bancakan salah satu oknum.

Diusut punya usut ternyata muncul nama Sugeng yang diduga sebagai sosok di balik kisruh event MCF tahun 2025 ini. Ia diduga menjadi dalang yang mengatur tarif sewa tenda hingga meminta iuran kepada pengusaha rokok.

Informasi dihimpun media ini, Sugeng ternyata bukan orang baru dalam lingkar kekuasaan lokal. Ia pernah menjadi Tenaga Ahli (TA) Bupati Sumenep, namun diberhentikan sebelum akhirnya kembali lagi masuk ke Baznas.

Sugeng disebut-sebut berperan dalam penarikan dana sponsor dan tarif sewa tenda. Tarif bervariasi, mulai Rp800 ribu hingga Rp3 juta untuk satu stand sebagaimana diberitakan sebelumnya.

Keberadaan Sugeng sebagai anggota Baznas Sumenep dibenarkan Ketua Baznas, Ahmad Rahman. Ia menegaskan, bahwa Sugeng masih aktif sebagai salah satu komisioner lembaga tersebut.

Baca Juga :  Polisi Bakal Usut Kasus Bayi Yang Ditemukan Meninggal di Pegantenan

“Benar, Sugeng masih anggota Baznas Sumenep sampai sekarang,” kata Rahman singkat saat dihubungi, Kamis 11 September 2025.

Meski begitu, Rahman enggan berkomentar lebih jauh terkait dugaan keterlibatan Sugeng dalam skandal MCF 2025. Sebab menurutnya hal tersebut di luar kewenangan lembaga Baznas.

Publik menyoroti kasus ini karena melibatkan figur yang seharusnya fokus pada urusan keagamaan dan sosial, malah menjadi “mafia” event di puluhan kalender event Sumenep demi keuntungan pribadi dan kelompoknya.

Untuk diketahui, sebagaimana diberitakan sebelumnya, Oknum anggota Baznas Sumenep yang bernama Sugeng itu diduga menjadi otak dari pengerukan pundi-pundi rupiah dengan kedok event MCF 2025.

Pasalnya event budaya yang katanya terbesar di Madura itu ternyata hanya diduga jadi bancakan bagi oknum panitia penyelenggara hingga hampir menelan anggaran Rp1 miliar.

Berdasarkan hasil investigasi tim media ini, anggaran yang cukup fantastis itu, sebagaimana diberitakan sebelumnya berasal dari anggaran APBD Sumenep 2025 sebesar Rp310 juta.

Baca Juga :  Diantar Mantan Bupati dan Ribuan Pendukung, Paslon FAHAM Resmi Daftar ke KPU Sumenep

Anggaran ratusan juta itu terbagi untuk enam kegiatan, termasuk MCF itu sendiri Rp200 juta, Madura Night Vaganza Rp25 juta, Batik Festival Rp35 juta, Festival Tembakau Rp15 juta, Pamdas Rp15 juta dan Sweet Model Rp20 juta.

Tak cukup mengeruk dana APBD, oknum pejabat Baznas Sumenep itu juga diduga menjual sewa stand bagi peserta yang mengikut event MCF tersebut dengan tarif beragam mulai dari Rp 800 ribu, Rp1,5 juta hingga Rp3 juta.

Jika sewa tendanya itu dirata-ratakan Rp1,5 juta dikali 146 tenda, maka terkumpul dana sangat fantastis yakni sebesar Rp219 juta.

Belum cukup sampai disitu, sifat kemaruknya semakin terkuak setelah oknum tersebut meminta sumbangan kepada Paguyuban Pengusaha Rokok yang nilainya fantastis yakni Rp3 juta per PR (Pabrik Rokok).

Baca Juga :  Permudah Pelayanan, RSUD dr. H. Moh Anwar Kembali Buka Depo Farmasi Rawat Jalan

Sementara paguyuban rokok di Kabupaten Sumenep beranggotakan sekitar 70 PR jika dikalikan Rp3 juta yang sesuai permintaan oknum Baznas yang diduga jadi panitia penyelenggara dibalik layar itu mencapai Rp 210 juta.

Meski Paguyuban Pengusaha tidak menyanggupi permintaan oknum pejabat Baznas, pihaknya tetap memberikan iuran sejumlah Rp40 juta yang katanya ditransfer langsung kepada Sugeng.

Jadi total sementara uang dikeruk oleh oknum anggota Baznas itu dari APBD, sewa tenda, dan sumbangan dari paguyuban pengusaha rokok mencapai Rp739 juta. Belum termasuk dana sponsor seperti SKK Migas, BPRS dan RSUD mungkin bisa mencapai Rp1 Miliar.

Dengan anggaran miliaran rupiah itu tengah Kabupaten Sumenep dikabarkan keuangannya lagi tidak baik-baik saja yang katanya karena akibat efisiensi anggaran, apakah ada PAD yang masuk ke Kas Daerah dari anggaran event MCF tersebut?. (*)