Melalui Transformasi CBT, BRIDA Sumenep Tawarkan Inovasi Pengembangan Wisata Desa, Ini Strateginya!

Kepala BRIDA Sumenep
Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan Saat Ditemui di Ruang Kerjanya. (Foto: ist - Kanal News)

SUMENEP, KanalNews.id – Pemkab Sumenep didorong memanfaatkan hasil riset transformasi Community Based Tourism (CBT) sebagai dasar inovasi pengembangan pariwisata pedesaan berbasis digital.

Riset transformasi CBT itu dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Sumenep bekerja sama dengan akademisi dari berbagai perguruan tinggi setempat.

“CBT adalah pariwisata berbasis masyarakat yang memanfaatkan digitalisasi untuk pembangunan wisata desa,” kata Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan, Rabu (5/3/2025).

Menurutnya, kajian ini menghasilkan rekomendasi yang akan dipelajari oleh dinas teknis sebelum diterapkan dalam kebijakan pariwisata daerah.

Hasil riset tersebut, BRIDA Sumenep merekomendasikan beberapa hal, diantaranya; pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah untuk bekerja sama dengan pemangku kepentingan guna meningkatkan promosi wisata desa.

Baca Juga :  Mobil Berpelat RI 36 Jadi Sorotan, Budi Arie Bantah Bukan Miliknya

“Pelaku wisata perlu pelatihan keterampilan teknologi dan manajemen media sosial untuk promosi. Wi-Fi publik juga penting untuk digitalisasi,” ujar Benny panggilan karibnya.

Sementara itu, Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan, menyatakan masih mengkaji hasil riset sebelum mengakomodasi dalam kebijakan pembangunan pariwisata daerah.

“Wisata berkaitan dengan lahan, masyarakat, dan pemerintah desa. Jika lahannya di desa, bisa dikelola oleh pemerintah desa,” ujarnya.

Berikut Rekomendasi BRIDA Sumenep untuk Pengembangan Wisata Desa berbasis digital diantaranya;

1. Badan Promosi Pariwisata Daerah

– Fokus promosi destinasi bekerja sama dengan swasta dan komunitas lokal.

Baca Juga :  Era Achmad Fauzi, Pemkab Sumenep Kucurkan Bantuan Rp 7,9 Miliar untuk 6627 Guru Ngaji

– Melibatkan akademisi, media, pelaku usaha, dan masyarakat.

2. Pelatihan dan Digitalisasi

– Edukasi digital bagi pelaku wisata melalui kerja sama dengan lembaga pelatihan.

– Penyediaan akses internet dan Wi-Fi publik di destinasi wisata.

3. Peran Pemerintah Desa & BUMDes

– Pelatihan manajemen wisata digital bagi pengelola destinasi.

– Pengembangan sistem informasi wisata berbasis web dan aplikasi.

– Melibatkan generasi muda dalam promosi digital.

4. Pengelola Destinasi Wisata

– Meningkatkan keterampilan pemasaran digital dan pembuatan konten menarik.

Baca Juga :  Trobosan Baru! Kecamatan Ganding Gelar Tasyakuran HUT RI Ke-79 di Wisata Alam Somber Rajeh

– Berkolaborasi dengan influencer lokal untuk promosi destinasi.

– Mengangkat cerita budaya dan sejarah sebagai daya tarik wisata.

5. Kemitraan dengan Swasta

– Investasi swasta dalam infrastruktur digital seperti pusat informasi dan spot Wi-Fi.

– Dukungan teknologi untuk promosi dan pengelolaan wisata desa.

6. Peran Masyarakat Lokal

– Berkontribusi sebagai pemandu wisata, pengrajin, atau penyedia layanan wisata.

– Mengembangkan produk lokal dan memasarkan secara daring sebagai daya tarik wisata.

Dengan penerapan strategi ini, pariwisata desa di Sumenep diharapkan lebih berkembang dan berdampak langsung pada ekonomi masyarakat setempat.