SUMENEP, KanalNews.id – Proses rekapitulasi penghitungan suara hasil Pemilu 2024 di tingkat Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, kisruh lantaran diduga terjadi kecurangan.
Pasalnya, kisruh-nya rekapitulasi penghitungan tersebut dipicu lantaran diduga terjadi pengelembungan suara yang dilakukan oleh Oknum PPK Lenteng terhadap suara Calon Legislatif (Caleg) DPR RI Dapil Madura dari Partai PAN Nomor Urut 02, Malik Efendi.
Atas dugaan terjadinya kecurangan tersebut, para saksi dari semua partai termasuk saksi Caleg PAN lainnya, Slamet Ariyadi dari Kabupaten Sampang, ikut protes karena keberatan dengan C hasil dan D hasil yang dikeluarkan PPK Lenteng tidak singkron.
Menurut Saksi PAN di kecamatan Lenteng, M. Kasut membenarkan, jika suara Partainya ada penggelembungan suara 2.000 lebih suara yang ditambahkan pada Caleg nomor urut 2, Malik Efendi.
“Berdasarkan verifikasi saya sebagai saksi, suara awal Malik Efendi setelah Pleno kecamatan 4 ribuan suara. Setelah pleno kecamatan selesai, tiba-tiba suara caleg nomor 2 atas nama Malik Efendi menjadi 6 ribu lebih suara,” tukas M. Kasut yang diberikan mandat oleh DPC untuk saksi di Kecamatan Lenteng. Jum’at (01/03/2024) malam.
Pada saat peristiwa kericuhan di Pendopo Kecamatan Lenteng, saat rekapitulasi penghitungan suara itu, ada kejadian yang menyita perhatian publik, para saksi, dan massa tim pemenangan Caleg DPR RI Slamet Ariyadi.
Kejadian tersebut yakni empat komisioner PPK dari 5 PPK Kecamatan Lenteng serta Panwascam-nya disinyalir kompak kabur dari lokasi rekapitulasi penghitungan di Pendopo Kecamatan Lenteng untuk menghindari massa pendukung Caleg PAB dari Kabupaten Sampang itu.
“Makanya PPK-nya sama Panwascam-nya kabir, ini namanya tidak tanggung jawab bapak, ” ujar salah satu pendukung Slamet Ariyadi kepada petugas kepolisian yang meminta tumpukan berkas agar segera dibawa ke Kabupaten Sumenep. Jum’at (01/03/2024).
“Seandainya ini tidak ada masalah, pasti PPK-nya sama Panwas-nya pasti ada dan duduk disini, ” timpal salah satu massa lainnya berkaos hitam biru belang beling.
Dihubungi terpisah, Ketua Panwascam Lenteng Ahmad Hanafi, membenarkan bawah saat peristiwa kericuhan itu terjadi dirinya tidak ada di lokasi.
“Yaa saya memang tidak ada dilokasi, saya ada di loaksi rekapitulasi Kabupaten, karena kan siang itu dijadwalkan PPK Lenteng untuk membacakan rekapitulasi ditingkat Kabupaten, ” kata Hanafi kepada KanalNews.id melalui sambungan telpon WhatsApp-nya. Sabtu (02/03/2024).
“Jadi saya sudah di lokasi (tempat Rekapitulasi Kabupaten, red) di Sumenep di gedung Adi Poday. Karena kan harus sama-sama ada PPK dan Panwas saat pembacaan rekapitulasi, jadi saya disana terus. Ternyata di Kecamatan Lenteng tiba-tiba sudah ada rame-rame begitu, ” imbuh Hanafi menerangkan.
Ditanya apakah dirinya mengetahui bahwa ada kericuhan di PPK Lenteng, Hanafi mengaku bahwa dirinya mengetahui kekisruhan tersebut di sosial media.
“Tahu… Tahu di media di grup-grup WA sudah ramai-ramai, ” terangnya.
Ditanyakan lagi kenapa tidak ke lokasi setelah mengetahui ada kekisruhan karena adanya dugaan pengelembungan suara, dirinya mengatakan jika sudah massa maka keselamatan sendiri lebih penting.
“Ndak (tidak ke lokasi kekisruhan, red), karena kan kalau sudah massa begitu kan juga harus berfikir keselamatan pak gimana. Karena saya menganggapnya itu sudah selesai sudah klier pleno (tingkat kecamatan, red) sudah selesai, maka kemudian saya fokus menyandingkan data-data di Kabupaten, ” tukas Hanafi.
Sementara itu, Ketua PPK Lenteng Afandi hingga saat ini masih belum bisa dimintai keterangan terkait kisruh-nya rekapitulasi penghitungan suara ditingkat Kecamatan tersebut. Sebab dihubungi melalui telpon WA-nya tidak dijawab meski berdering. (*)