SUMENEP, kanalnews.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terus mengimbau pelaku wisata untuk selalu berkordinasi dengan tokoh setempat.
Apalagi pemerintah saat ini sedang getol-getolnya mengembangkan potensi wisata diberbagai daerah, mulai dari wisata alam, bahri, koservatis, pantai hingga wisata air lainnya.
Namun hal itu, apabila tidak diimbangin dengan saling berkoordinasi dan sinergi dengan semua elemen masyarakat, termasuk tokoh atapaun pemuka agama di wilayah tersebut bisa dipastikan akan menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan.
Seperti disampaikan oleh anggota Komisi IV DPRD Sumenep, Ach. Naufil MS, menyampaikan jika pelaku wisata tidak dibarengi dengan koordinasi dengan tokoh wilayah setempat, bisa saja akan timbul sisi negatif atas keberadaan wisata tersebut.
“Bagus ini (Pengembangan Wisata), cuma selain ada sisi positif, juga ada negatifnya. nah, sisi negatifnya ini yang perlu kita saling bantu agar bisa meminimalisir,” katanya kepada kanalnews.id melalui chating Whatappsnya. Sabtu (11/03/2023).
Sebab kata Politisi PKB itu menjelaskan, tempat wisata yang tidak dijaga oleh lingkungan mudah dijadikan tempat negatif oleh kaum muda mudi.
“Tempat wisata itu harus melibatkan semua elemen masyarakat. Sebab jika terjadi sesuatu yang melanggar norma maka keberadan wisata tersebut sangat tidak disetujui oleh tokoh-tokoh setempat. Jadi perlu dicarikan solusinya,” ungkapnya.
Dia mencontohkan seperti keberadaan destinasi wisata di Kecamatan Ganding, yakni Wisata Tani yang berlokasi di Dusung Talabung, Desa Gadu Barat, menurutnya saat ini sedang disoroti oleh tokoh di wilayah wisata tersebut.
“Kami sempat berkumpul dengan beberapa tokoh di Kecamatan Ganding membicarakan dan menggarap desa wisata, cuma respon tokoh memang kurang bersinergi,” ungkapnya menegaskan.
“Mungkin hal itu disebabkan karena wisata tersebut sering dijadikan tempat yang tidak senonoh oleh oknum muda mudi,” imbuh Politisi asal Daerah Pemilihan (Dapil) 3, meliputi Kecamatan Ganding, Guluk-Guluk dan Pragaan itu.
Bahkan Pria asal Desa Talaga, Kecamatan Ganding itu menyarankan pelaku wisata dan Kepala Desa terkait untuk berkoordiansi ulang dengan sejumlah tokoh di wilayah Wisata Tani tersebut.
“Jadi, kami² ini hanya bisa memberikan solusi, perkara solutifnya itu tergantung desa sendiri maunya bagaimana. kalau koordinasinya dengan aparat dan tokoh-tokoh setempat beres, yaa enak ituu,” pungkas Naufil sembari memberi saran. (Hil/Red).