Melalui Permainan Gasing, Festival Budaya Lintang Resmi Ditutup

Melalui Permainan Gasing, Festival Budaya Lintang Resmi Ditutup
Kepala Diskotikdansa Beltim dan Camat Simpang Renggiang Melepas Permainan Gasing Sebagai Tanda Penutupan Festival Budaya Lintang. (Foto: Alvin - Kanal News)

BELITUNG TIMUR, KanalNews.id – Festival Budaya Lintang yang bertempat dikawasan wisata Tebat Rasau, Kecamatan Simpang Renggiang Kabupaten Belitung Timur (Beltim), resmi ditutup. Senin, 9 Oktober 2023.

Pantauan media Kanal News, penutupan “Festival Budaya Lintang” itu ditandai dengan pelepasan permainan Gasing oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskotikdansa) Baltim, Bayu Priyambodo, Camat Simpang Renggiang, Adi Yusman dan Kepala Desa Lintang.

Camat Simpang Renggiang, Adi Yusman mengapresiasi digelarnya Festival yang telah berlangsung selama 3 hari dengan berbagai rangkaian kegiatan adat dan budaya masyarakat Desa Lintang.

Baca Juga :  Jelang Pemilu 2024, BKPSDM Sumenep Tegaskan ASN dan PPPK Harus Netral

Kegiatan tersebut yakni Kesenian Betiong Begubang, lomba masak gangan ikan darat, lomba nirok, lomba permainan tuju kumbek, lomba permainan begura dan bazar UMKM kuliner tradisional.

Camat Adi panggilan akrabnya mengatakan, melalui penyelenggaraan festival budaya tersebut dapat menjadi ruang aktualisasi dan pelestarian budaya tradisional serta dapat memperkenalkan kebudayaan yang ada di Desa Lintang kepada masyarakat khususnya generasi penerus.

Baca Juga :  KPK Ke Sumenep, Harusnya Tak Perlu “Ganggu” Wartawan

“Festival Budaya Desa Lintang merupakan ajang promosi kekayaan budaya, pariwisata, dan potensi desa kita sehingga ke depannya diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” kata Adi. Minggu (09/10/2023)

Sementara itu, Ketua Panitia, Nasidi menyampaikan, berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan merupakan tradisi turun temurun masyarakat Desa Lintang.

Salah satunya permainan gasing yang merupakan bagian dari kebudayaan yang perlu dilestarikan, dimana ada nilai-nilai luhur, nilai kebersamaan serta sportifitas dalam permainan gasing, sehingga permainan tradisional tersebut harus dijaga eksistensinya.

Baca Juga :  Poliklinik Gizi RSUD Sumenep: Layanan Optimal Diet dan Konsultasi Kesehatan

“Saya berharap semua tetap menjaga semangat kebersamaan dengan melestarikan dan mewariskan budaya kita kepada generasi mendatang,” ujarnya.

“Sehingga kekayaan budaya ini tidak luntur dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kita sebagai masyarakat Belitung Timur,” pungkas Nasidi. (Alfin/Red). 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *